Fieldtrip Petrologi Banjarnegara
Fire Fighter
Ayahku Seorang Fire Fighter
Aku dilahirkan dari darah seorang laki-laki yang sangat pemberani, Ia rela menantang bahaya hanya untuk menolong orang lain yang mungkin tak Ia kenal,,,
Dulu aku tak mengerti, mengapa orang-orang itu sering mencari ayahku tanpa kenal waktu ketika Ia sedang terlelap atau ketia Ia sedang sakit atau bahkan ketika Ia sedang bersama kami, Ayahku segera bersiap-siap mengenakan seragam kebanggaan'y lalu pergi.
Seiring berjalannya waktu akupun mengerti ternyata Ia seorang Fire Fighter... Suatu kebanggaan bagiku, namun tahukah Ia, semua yang Ia lakukan sunggung sangat berbahaya, harus menolong orang terjebak dalam gedung yang penuh dengan kobaran api. Pernahkan Ia merasa takut untuk menolong mereka? entahlah...
Tak ada yang bisa menggantikan keberanian seoraang ayah, Akupun ingin belajar darimu tentang beranian, tanggungjawab dan tak lupa kewajibannya.
NB :
Kupersembahkan untuk semua anak yang membanaggakan seorang ayah...
Karangsambung Sejuta Kenagan
Kampus LIPI Karangsambung (biasa kita singkat ‘Karsam”) merupakan Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung yang terletak di Desa Karangsambung, Kec. Karangsambung, Kebumen,,,
Karsam - Tempat sejuta kenangan :)
19 September 2010 - 13 Oktober 2010.
Sebulan pemetaan di karsam bikin kita jadi mirip penduduk karsam,, gimana gak menjelajah lebih dari pendduk aslinya sendiri mulai dari hutan, gunung, bukit, lembah hingga menyusur sungai buat sampe ke puncak bukit semua kita lewatin,,,
Foto di depan Mensa Sukendar Asikin bareng sama dosen pembimbing
Kata pa Bambang berfoto di mensa itu wajib hukumnya buat yang lg pemeetaan di Karsam.
kalo diliat dari deket, travertine’nya kliatan keren.
Ini yang harus di observasi klo nemu singkapan, pengukuran ma diliat ciri-cinya juga dan yang gak boleh lupa ploting tempatnya di peta.
bersiap kelapangan buat Lintasan Geologi bersama asisten paling mantep deh, jalannya cepet banget…. namanya ka Selly. Ka Selly ini assisten kita,maknnya jaketnya beda sendiri (kuning) bae banget loh,,, :)
Hmmm….
Karsam akan tetap menjadi kenangan, tempat dimana kami belajar, mengerti dan berusaha…. seperti inilah kehidupan seorang calon geologist, dari pagi ampe sore dilapangan malemnya harus laporan atau rekap data…
Dan inilah awal dari perjalanan seorang mahasiswa untuk belajar menjadi seorang Geologist…..
Adakah....??
Adakah yang ingin menggantikan meski hanya sejenak untuk merasakan apa yang ada di otak ini. Suatu problematika yang tak tak ada ujungnya peperangan antara pikiran, batin, logika, perasaan dan kenyataan tak ada kata sepakat tak ada kata damai Terduduk, terdiam, terpaku, entah apalah itu semua bergelut dalam otak hanya untuk mendapatkan ruang kosong untuk dapat beristirahat berfikir sejenak adakah ? adakah ? :( dicopy dr : http://www.facebook.com/note.php?note_id=463624533477&comments
FIKSI
Sebuah Renungan Untukku
Hidup itu penuh pilihan, penuh resiko, apa yang telah aku lakukan dan apa yang akan kulakukan, semua berawal dari pilihan hidup.
yang harus dipertanggungjawabkan dan itu bukan pilihan tapi resiko. dan itu butuh pengorbanan.
Lakukan semua itu tanpa keluhan, tanpa penyesalan dan tanpa rasa bersalah,,
karna itu semua kelak akan berguna dikemudian hari.
Semangat untuk DIK TRi Martini !!!!
Tugas MK Eksplorasi Batubara
Tugas MK Eksplorasi Batubara
Tlong kritik n Sarannya ya....
JIka ada kesalahan perhitungan n lainnya,,tlong di Comment ya....
Trims...
Avenged Sevenfold - Seize the Day
Seize the day or die regretting the time you lost
It's empty and cold without you here, too many people to ache over
I see my vision burn, I feel my memories fade with time
But I'm too young to worry
These streets we travel on will undergo our same lost past
I found you here, now please just stay for a while
I can move on with you around
I hand you my mortal life, but will it be forever?
I'd do anything for a smile, holding you 'til our time is done
We both know the day will come, but I don't want to leave you
I see my vision burn, I feel my memories fade with time
But I'm too young to worry (a melody, a memory, or just one picture)
Seize the day or die regretting the time you lost
It's empty and cold without you here, too many people to ache over
Newborn life replacing all of us, changing this fable we live in
No longer needed here so where do we go?
Will you take a journey tonight, follow me past the walls of death?
But girl, what if there is no eternal life?
I see my vision burn, I feel my memories fade with time
But I'm too young to worry (a melody, a memory, or just one picture)
Seize the day or die regretting the time you lost
It's empty and cold without you here, too many people to ache over
Trials in life, questions of us existing here, don't wanna die alone without you here
Please tell me what we have is real
So, what if I never hold you, yeah, or kiss your lips again?
Woooaaah, so I never want to leave you and the memories for us to see
I beg don't leave me
Seize the day or die regretting the time you lost
It's empty and cold without you here, too many people to ache over
Trials in life, questions of us existing here, don't wanna die alone without you here
Please tell me what we have is real
(Silence you lost me, no chance for one more day)
I stand here alone
Falling away from you, no chance to get back home
Proses - Proses Geologi
Berikut ini yaitu proses-proses yang mengkonsentrasikan logam dengan endapan mineral
1. Proses ortomagmatik
Proses ini yaitu meliputi pembentuk batuan beku dan bijih.
A number of mineral deposits have formed by magmatic, segregation processes; they are often called orthomagmatic deposits. These Deposits are important sources of
chromium, titanium, vanadium, the platinum group metals, copper,
nickel (and diamonds). Much titanium, diamond and significant amounts of the platinum group metals are mined from sedimentary placer deposits, formed by the weathering of these primary deposits. (Wilson (ed.), 1969)
2. Proses pasca magmatik
Metasomatism:
Fuids rich in dissolved ions may migrate into adjacent rocks, causing reactions that change the rock's bulk composition. Common examples of this are seen in metamorphic rocks that are cris-crossed by veins of quartz. This quartz originated as silica dissolved in pore fluid precipitated inside fractures. The silica originated in the surrounding rock but migrated out with pore fluid during metamorphism.
Note:
Metasomitism is an important process by which deposits of metals and metal ores are formed.
a. Pirometasomatik
b. Pegmatitik
c. Hidrotermal hipogen (epitermal, mesotermal, hipotermal)
3. Proses pelapukan
Terdiri dari proses oksidasi,pelarutan / leaching, pengayaan supergen / supergen enrichment, endapan supergen hidrotermal.
This allowed surface ground water to attack the granite in these areas. More recently in the ice age, mechanical erosion has removed the material, leaving the core stones or tors surrounded by clitter.
Colors caused by supergene enrichment in the oxidized zone of the deposit.
Supergene Enrichment
*veins undergo a secondary enrichment - become more concentrated in ores.
4. Proses sedimentasi
Yaitu proses pengendapan sedimen mekanis / klastik, pengendapan sedimen kimiawi, pengendapan sedimen koloid, proses diagenesa.
In coastal waterways, sedimentation rates refer to the amount of material (organic and mineral) deposited by the action of water over a given interval of time. Sedimentation is measured in terms of vertical accumulation over time or sediment density per unit area over time.
5. Proses metamorfisme regional, termal, dan dinamik
Metamorphic rocks are the result of the application of heat, pressure and directed stress, or some combination of these effects applied to pre-existing rock of any type. The process by which metamorphic rocks are produced is called metamorphism. There are three types of metamorphism, which are characterized by the nature of the conditions that cause them. They are; Regional, Contact, and Dynamic metamorphism
Contact metamorphism
Contact metamorphism is confined to rocks (often referred to as country rocks) immediately surrounding an igneous intrusion. The alteration of the surrounding country rocks is caused by heat and fluids emanating from the intruding igneous body. The zone of alteration (metamorphic aureole) can vary from only a few centimetres to several kilometres in width.
The size of the alteration zone depends on the size and temperature of the intrusion. Contact metamorphism is greater round very large, hot intrusions.
6. Kombinasi dari proses-proses diatas
Petroleum System
Definisi Petroleum system
Mangoon and Dow (1994)
Natural system that encompasses pod of active source rock and all related oil and gas and which includes all the geologic element and processes that are essential if a hydrocarbon accumulation is to exist.
Magoon 1987
The Petroleum system emphasizes the genetic relation between a particular source rock and resulting petroleum accumulation……..
Secara garis besar Petroleum system dapat dibagi menjadi 2 sub systems yaitu :
1. Generative sub system
2. Migration and entrapment sub system
Migration and entrapment sub system
Element : Generated hydrocarbon
Processes :
Expulsion (Primary migration)
Source rock : Carrier bed
Expulsion model, expulsion and generation, expulsion Effeciency
Secondary migration
Within carrier bed to traps
Migration model, driving force, ristricting force, PC
Entrapment sub system
Element :
Migrated hydrocarbon
Trap geometry
Reservoir rocks
Seal rock
Processes :
Migration
Trapping
Referensi :
Bahan Kuliah Geologi Migas '07
Coal - bed Methane (CBM)
CBM is a potentially important energy resource in many of the major coal mining countries of the world. Significant volumes of CBM are exploited worldwide with most of the gas originating from operational deep coal mines, and lesser quantities recovered from abandoned mine workings. CBM is a clean fuel with similar properties to natural gas.
Methane degasification methods –
With the increasing coal production and depth of coal mines, traditional ventilation methods are not always the most economical methods of handling methane in the coal seam. Degasification systems have been developed that recover the gas before, during, or after mining. The degasification methods, coupled with mine ventilation, may be the most economical method of keeping methane concentrations low in many mines.
Degasification methods that have been used in the U.S. include vertical wells, gob wells, horizontal boreholes, and cross-measure boreholes.
(1) Vertical wells method - The term “vertical well” is generally applied to a well drilled through a coal seam or seams and cased to pre-drain the methane prior to mining. The wells are normally placed in operation 2 to 7 years ahead of mining and the coal seam is hydraulically fractured to remove much of the methane from the seam. The water in the coal seams must be removed to provide better flow of gas. This water is separated and must then be treated and/or disposed of in an environmentally acceptable manner. To enhance the flow of gas from a vertical well, either hydraulic fracturing or open-hole cavity completions are generally used.
Vertical wells recover high-quality gas from the coal seam and the surrounding strata. The gas quality is ensured in most cases because the methane will not be diluted by ventilation from the mine. The total amount of methane recovered depends on site-specific conditions such as the gas content of the coal seams and surrounding strata, permeability of the geologic materials, the drainage time, the amount of negative head applied, and other variables of the geologic and extractive systems. Vertical wells can recover 50% to 90% of the gas content of the coal and are normally placed in operation two to seven years before mining commences.
Vertical wells offer an advantage over other methods because they can be applied to multiple coal seams simultaneously. These wells produce greater gas yields that can make them commercially economic as well as further reduce the potential for gas influx into the operating mine.
(2) Gob Wells - The designation “gob well” refers to the type of coalbed methane (CBM) recovery well that extracts methane from the gob areas of a mine after the mining has caved the overlying strata. Gob wells differ from vertical wells in the sense that they are normally drilled to a point 10 to 50 feet above the target seam prior to mining, but are operated only after mining fractures the strata around the wellbore. The methane emitted from the fractured strata then flows into the well and up to the surface. The flow rates are mainly controlled by the natural head created by the low-density methane gas or can be stimulated by blowers on the surface. Gob wells can recover 30% to 70% of methane emissions depending on geologic conditions and the number of gob wells within the panel.
(3) Horizontal Boreholes - Horizontal holes are drilled into the coal seam from development entries in the mine. They drain methane from the unmined areas of the coal seam shortly before mining, reducing the flow of methane into the mining section. Because methane drainage occurs only from the mined coal seam and the period of drainage is relatively short, the recovery efficiency of this technique is low.
(4) Cross-Measure Boreholes - Cross-measure boreholes are drilled at an angle to the strata, normally from existing mine entries. The boreholes are strategically placed above areas to be mined with the goal of pre-draining the overlying strata and exhausting gas from the gob area. Like horizontal borehole systems, the individual holes must be connected to a main pipeline which ordinarily is coursed through a vertical borehole to the surface.
FOSIL
Pengertian FOSIL yaitu Jejak / sisa kehidupan baik langsung / tidak langsung terawetkan dalam lapisan kulit bumi, terjadi secara alami dan mempunyai umur geologi ( > 500.000 tahun )
Sedangkan FOSILISASI yaitu semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau tumbuhan dalam sedimen, yang terakumulasi & mengalami pengawetan seluruh maupun sebagian tubuhnya serta pada jejak-jejaknya
Syarat Terbentuknya FOSIL
1. Mempunyai bagian yang keras
2. Segera terhindar dari proses-proses kimia (oksidasi & reduksi)
3. Tidak menjadi mangsa binatang lain
4. Terendapkan pada batuan yang berbutir halus >>> agar tidak larut
5. Terawetkan dalam batuan sedimen
6. Terawetkan dalam waktu geologi (minimal 500.000 tahun)
Proses Yang Mempengaruhi Terbentuknya Fosil
1. Histometabasis
Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral lain (cth : silika) dimana fosil tersebut diendapkan
2. Permineralisasis
Histometabasis pada binatang
3. Rekristalisasi
Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat P & T yang tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin
4. Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi
Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain
5. Dehydrasi/Leaching/Pelarutan
6. Mold/Depression
Fosil berongga dan terisi mineral lempung
7. Trail & Track
Trail = cetakan/jejak-jejak kehidupan binatang purba yang menimbulkan kenampakan yang lebih halus
Track = sama dengan trail, namun ukurannya lebih besar
Burrow = lubang-lubang tempat tinggal yang ditinggalkan binatang purba
Geologist Vs Caver
Pertanyaan dasar apa yg muncul ketika melihat gambar ini ??
A Geologist ??
lokasi singkapan, Kedalaman, Koordinat, Umur, Warna, Tekstur, Struktur, Bidang perpisan, Deformasi, Dolomitisasi, Litologi, Lingkungan pengendapan, Fragmen, Mineralisasi, Fosil,
A Caver ??
Kedalaman, Lokasi, tehnik SRT, Jenis Goa (Vertikal/Horizontak), panjang, Lama waktu penelusuran, Mapping,
satu hal yang pasti sama : "Keren,,,,,!!!!"
Jhon Legand - someday
As days go by
and fade to nights
I still question
why you left
I wonder how
it didn’t work out
but now you’re gone
and memories all I have for now
but no it’s not over
we’ll get older we’ll get over
we’ll live to see the day that I hope for
come back to me
I still believe that
we’ll get it right again
we’ll come back to life again
we won’t say another goodbye again
you’ll live forever with me
someday, someday
we’ll be together
someday, someday
we’ll be together
I heard someday
might be today
mysteries of destinies they
are somehow
and are someway
for all we know
they come tomorrow
for today
my eyes are open
my arms are raised for your embrace
my hands are here to mend what is broken
to feel again to walk on the face
I believe there is more to life
oh I love you much more than life
and still
I believe I can change your mind
revive what is dying inside
and someday, someday
we’ll be together
someday, someday
we’ll be together
someday, someday
we’ll be together
we’ll be together
we’ll be together
someday
Pembinaan Pelajar Pecinta Alam Indonesia
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka peningkatan keterampilan kegiatan Alam Bebas, maka UPL MPA UNSOED bermaksud mengadakan kegiatan pembinaan pelajar pecinta alam (tingkat SMA/sederajat se Jabar, Jateng dan DIY yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 - 18 juli 2010 bertempat di Universitas Jendral Soedirman dan praktek lapangan di Lereng Selatan Gunung Slamet Jawa Tengah.
B. TUJUAN
Acara, yang mengusung tema “ Mempelajari dan Memahami Alam Untuk Tetap Bisa Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup” diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kalangan pelajar pecinta alam dalam manajemen kegiatan, navigasi darat, ilmu survival dan jurnalistik kegiatan di alam bebas.
C. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan ini berbentuk penyampaian materi, diskusi, dan aplikasi materi.
D. WAKTU DAN TEMPAT
1. Materi
Kamis - Jumat, 15-16 Juli 2010, di kampus Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
2. Praktek
Sabtu - Minggu, 17-18 Juli 22010, di Lereng Selatan Gn. Slamet, Jawa Tengah.
E. PESERTA
Peserta PPPAI ini adalah Siswa SMA/Sederajat, Siswa Pecinta Alam dan Pramuka Se- Jabar, Jateng & DIY.
Jumlah peserta dari tiap sekolah maksimal 3 orang, dan jumlah peserta dari kegiatan ini dibatasi 60 orang.
F. FASILITAS
Diktat Materi, Konsumsi 4x makan (materi ruang), Akomodasi, Kaos kegiatan, Sertifikat + Idcard, Transportasi : Dari tempat materi ruang (Universitas Jenderal Soedirman) menuju tempat praktek (Lereng Selatan Gn. Slamet) PP, Stiker.
G. MATERI DAN PEMATERI/INSTRUKTUR
MATERI :
Survival, Navigasi Darat, Jurnalistik Kegiatan & Manajemen Perjalanan mountainneering
PEMATERI/INSTRUKTUR :
1. Budi ”Buna” Mulyana
(Anggota Luar Biasa UPL MPA UNSOED,
KAPINIS Indonesia)
2. Roni Rochmat Hidayat
(Anggota Luar Biasa UPL MPA UNSOED, Ekspedisi BENGAWAN SOLO KOMPAS 2007)
3. Teo Tri Prasetyana
(Anggota kehormatan WANADRI, Pengurus FMI, Sekjen AFI)
4. Agus Ariyanto (UPL MPA UNSOED, Ekspedisi Soedirman IV Kilimanjaro Afrika)
H. PERLENGKAPAN
Perlengkapan yang harus dibawa peserta antara lain :
Ransel Carier, matras, lilin 1 pack, korek api, rain coat / ponco, bahan makanan 5x makan, kompas bidik, protaktor, pakaian lapangan 1 stel, pakaian ganti 2 stel, pakaian hangat, topi, alat masak+bahan bakar, alat makan (piring,sendok,gelas), alat mandi, obat pribadi, golok, webbing, tali rafia, peluit, sepatu lapangan, kaos kaki 2 stel, sandal, tenda/flysheet (disarankan tenda dome), senter/headlamp, alat tulis (buku catatan, pensil, kertas kalkir 1 lembar,ballpoint 3 warna,busur,penggaris).
I. PERSYARATAN PERSERTA
1. Pelajar Sekolah Menengah Atas/Sederajat
2. Mengisi formulir pendaftaran
3. Mengembalikan formulir yang telah diisi dengan melampirkan :
- Pas photo ukuran 3 x 4 (2 lembar)
- Fotocopy kartu tanda pengenal
4. Membayar biaya pelatihan Rp 60.000,00/org (Enam Puluh Ribu Rupiah)
5. Membawa surat tugas bagi yang berasal dari organisasi
6. Menyetujui dan menadatangani surat pernyataan (disediakan panitia)
J. TEKNIS PENDAFTARAN
1. Pendaftaran dibuka mulai brosure ini disebar sampai dengan 13 Juli 2010
2. Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer :
Bank BNI no. rek 0183580332 a.n. Noor Annisa
Bank Mandiri 1340005131981 a.n. Iip Anipah
bukti setoran dibawa pada saat daftar ulang
3. Daftar ulang tanggal 15 Juli 2010 di Gedung Asrama UNSOED (komplek GOR Soesilo Soedarman, Karangwangkal)
4. Technical Meeting tanggal 15 Juli 2010 Pukul 15.00 WIB – Selesai, di Gedung Asrama UNSOED (komplek GOR Soesilo Soedarman, Karangwangkal)
5. Contak Person : Aan Anggraeni (08562617664), Ipmawan (085227578882)
K. CARA PENCAPAIAN LOKASI
1. Terminal Purwokerto : Naik angkot “O2” Turun di depan GOR “Soesilo Soedarman” UNSOED.
2. Stasiun Purwokerto: Naik angkot “G1” turun di sekretariat UPL MPA Unsoed (Depan FISIP).
3. Stasiun Kroya : Naik bis menuju terminal Purwokerto, dari terminal purwokerto naik angkot O2 Turun di depan GOR “Soesilo Soedarman” UNSOED.
http://uplmpa.jimdo.com/
Gempa Biak - Sumber Energi Berada di Sesar
Pulau Biak dan Pulau Yapen di pesisir utara leher kepala burung Papua kerap diguncang gempa. Gempa itu bersumber di Sesar Yapen yang melintas di antara dua pulau itu. Sesar itu membentang dari Manokwari hingga ke Jayapura di ujung timur pesisir utara Pulau Cenderawasih itu.
Pusat Gempa Nasional (PGN) di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Rabu (16/6), melaporkan pada pukul 10.16 WIB terjadi gempa tektonik berskala 7,1 skala Richter. Data seismograf yang dihimpun di PGN menunjukkan, sumber gempa berada pada jarak 123 kilometer tenggara Biak pada kedalaman 10 kilometer—tergolong gempa dangkal.
Gempa ini dirasakan di Biak dan Serui, ibu kota Yapen dengan intensitas tergolong kuat, 5–6 MMI (Modified Mercalli Intensity). Adapun di Manokwari dan Nabire di ”leher burung” Papua, intensitasnya 4–5 MMI. Intensitas ini mengukur dampak gempa, bukan energi yang dilepaskan.
Gempa utama itu, menurut Kepala Subbidang Informasi Dini Gempa Bumi BMKG Rahmat Triyono, didahului dengan gempa 6,2 SR, 10 menit sebelumnya.
Menurut Rahmat, bila dilihat dari skala kegempaan dan kedalaman sumbernya, gempa Biak berpotensi menimbulkan tsunami, tetapi BMKG tidak melihat kejadian gelombang pasang itu. ”Karena mekanisme pergerakan sesar itu mendatar sehingga tidak menimbulkan lonjakan kolom air berupa gelombang pasang yang menjalar,” ujarnya.
Menurut pakar tsunami Parluhutan Manurung dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, tsunami terjadi akibat gerakan cepat naik-turun permukaan laut yang merambat di sekitar perairan. Hal ini timbul akibat perpindahan massa air yang mengisi retakan yang terjadi pada permukaan dasar laut saat gempa terjadi.
Sesar Yapen, lanjut Rahmat, merupakan percabangan dari Sesar Sorong—membentang dari Manokwari, melintas di Maluku Utara hingga ke ujung timur Sulawesi Tengah.
Sesar Yapen menerus sampai Jayapura di timur, sedangkan cabang sesar Sorong lainnya yang disebut Sesar Ransiki terus ke arah tenggara hingga ke Nabire.
Selain sesar-sesar besar ini, kata Rahmat, banyak sesar mikro lain yang aktivitasnya dipengaruhi interaksi yang rumit tiga lempeng dunia, yaitu Eurasia, Indoaustralia, dan Pasifik.
Dari tiga lempeng tersebut, kawasan sekitar Sesar Yapen lebih banyak dipengaruhi subduksi Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak lebih aktif, mendesak ke arah selatan.
Segmen zona subduksi di utara Papua itu disebut Subduksi Irian. Segmen ini berada di perairan utara Pulau Biak. Aktivitas penunjaman tersebut menimbulkan gempa diikuti tsunami, di kepulauan dan pesisir di utara Papua.
Data sejarah
Sejarah kegempaan di kawasan itu menunjukkan tingkat kegempaan berskala lebih tinggi dari 6 SR hampir setiap tahun terjadi.
Kejadian gempa besar di Biak-Yapen paling awal tercatat 26 Mei 1914. Ketika itu terjadi tsunami hingga ke Pulau Yapen dan dilaporkan menewaskan sejumlah orang di pulau itu.
Selain itu, BMKG juga mencatat sejak 12 September 1979 gempa berskala 6,3 SR ke atas hingga kini telah 11 kali terjadi di kawasan segitiga Biak-Yapen- Nabire. Guncangan itu bersumber di zona subduksi dan sesar.
Selama kurun waktu itu, aktivitas tektonik terbesar, yaitu berskala 8,1 SR pada 17 Februari 1996. Ketika itu tsunami yang timbul akibat gempa yang berepisentrum di Subduksi Irian itu menyapu Biak dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Akibat gempa dan tsunami itu, 108 orang tewas dan 58 hilang. Gempa juga menyebabkan 5.000 rumah rusak dan roboh.
Setelah itu, Biak dilanda dua tsunami lagi, tetapi bukan tergolong yang merusak—akibat gempa 10 Oktober 2002 yang berkekuatan 7,6 SR dan gempa yang berpusat di pesisir utara Manokwari, 3 Januari 2009.
Akibat gempa yang bersumber di segmen subduksi Irian itu, Manokwari juga diterjang tsunami setinggi 78 cm sedangkan Biak 38 cm dan Jayapura sekitar 20 cm.
Beberapa waktu lalu, Parluhutan Manurung yang juga Kepala Bidang Medan Gaya Berat dan Pasang Surut Bakosurtanal menjelaskan, Manokwari diguncang dua kali gempa dengan sumber berbeda yang berselang waktu sekitar tiga jam.
Pusat gempa pertama yang berkekuatan 7,9 SR berjarak sekitar 140 km dari Manokwari. Adapun gempa 7,6 SR jaraknya 77 km. Gelombang tsunami pertama tiba di Manokwari setelah 17 menit dengan kecepatan rata-rata sekitar 500 km/jam.
Meski tidak menelan korban jiwa, gempa Manokwari yang terjadi pada dini hari 4 Januari 2009 itu menimbulkan gelombang tsunami seperti terekam di stasiun pengamatan pasang surut yang dipasang di tiga pelabuhan, yaitu Manokwari, Biak, dan Jayapura.
Ketiga stasiun saat ini masih belum dilengkapi dengan sistem komunikasi data real time. Stasiun Manokwari dan Jayapura meski sensornya sudah digital, tetapi sistem komunikasi datanya masih belum bisa dibuat real time karena menggunakan komunikasi data GSM.
Stasiun Biak masih menggunakan analog grafis sehingga data terkirim oleh operator lokal di stasiun Biak ini melalui faksimile sehari sesudah terjadi gempa.
Dilihat dari kejadian gempa besar atau 7 SR ke atas, Rahmat mencatat sejak tahun 2005, peningkatan yang signifikan terjadi pada 2009. Pada 2005, tercatat 4 kali gempa besar, sedangkan tahun lalu terjadi sebanyak dua kali lipatnya.
Dari delapan kali kejadian gempa besar tahun lalu, lima di antaranya terjadi di kawasan timur Indonesia. Sampai Rabu (16/6) ini, telah terjadi 5 gempa besar di sana. Selain Biak, juga terekam kejadian gempa di Labuha Maluku pada 14 Maret lalu yang berkekuatan 7,0 SR.
Meskipun begitu, data tersebut tidak dapat dijadikan dasar kesimpulan telah terjadi peningkatan kegempaan di Indonesia. Kurun waktu penelitiannya masih relatif singkat.
Sumber: Kompas (17/06)